Akibat Buruk jika Kamu Berlebihan dalam Berprinsip Gak Mau Rugi
Dalam memulai usaha atau kehidupan setiap hari, siapa sich yang akan suka hati ingin alami rugi? Pasti sedapat mungkin seluruh orang pengin menangguk untung. Tetapi berhati-hati, janganlah sampai konsep tidak ingin rugimu kebablasan.
Hingga segalanya kamu hitung-hitung. Berapakah yang perlu dikeluarkan dan berapakah yang akan kamu peroleh. Ingin tahu apa resikonya jika kamu terlalu berlebih dalam berprinsip tidak ingin rugi? Turuti pengkajiannya di bawah ini.
Gampangnya, kamu terus pengin ambil keuntungan dari pihak lain atau semua keadaan. Di mata seseorang, kamu hanya senang manfaatkan. Kamu bahkan juga siap jadi seorang penjilat seandainya itu terang akan menguntungkanmu.
Ketulusanmu pantas disangsikan. Ada selalu udang dibalik batu dari tiap perlakuanmu. Bila tidak segera dikontrol, kamu bisa juga manfaatkan keadaan duka atau musibah untuk menggali keuntungan individu.
Misalkan, dikasih keyakinan mengurusi saluran bantuan untuk korban musibah, malahan dikorupsi. Dalihmu, periode kamu hanya kebagian capeknya? Duh, janganlah sampai kamu ini ya!
Menyamai modal dengan rugi terang akan membuat hidupmu tidak berkembang. Kamu begitu takut keluarkan beberapa uang walau sesungguhnya kebaikannya untuk diri kamu sendiri.
Ingin membuka usaha apa saja, terang perlu modal. Bila kamu menanti seseorang ingin memodalimu, berarti kamu harus juga siap share keuntungan. Sayang, kemungkinan kamu tidak ikhlas share keuntungan dengannya karenanya berasa merugikanmu.
judi rakyat berhadiah jutaan rupiah Malahan jadi tidak mulai-mulai membuka usaha, kan? Kalaulah tidak akan membuat usaha sendiri, kamu perlu melakukan investasi buat peningkatan diri. Beli buku dan mengikut training, misalkan. Bila apa-apa dipandang rugi, hidupmu akan jalan dalam tempat.
Kecemasan mereka pasti tidak mendadak tampil. Sesudah sempat bekerja bersama, mulai ada tingkah kamu type orang yang terus tidak ingin rugi. Kemungkinan awalannya hanya beberapa hal remeh.
Tapi memperhitungkan di depan jadi semakin beresiko dan bikin rugi mereka, mereka lebih senang mundur dan cari mitra lain. Ini membuat kamu kerap bertukar mitra. Automatis usahamu jadi tidak konstan. Kalaulah berkembang, perubahannya lamban sekali. Riskan disalip usaha semacam.
Terang saja, soalnya kamu berasa berjiwa sosial itu hanya menghabiskan waktu, energi, dan tentu saja uang. Kamu memikir kenikmatan orang yang lain ditolong. Sesaat kamu sendiri memperoleh uang dengan kerja keras.
Walau sebenarnya, mempunyai kepedulian pada sama-sama sesungguhnya malah baik untukmu. Walau sepintas kamu keluarkan uang untuk menolong dan tidak memperoleh balasan yang serupa, kamu akan rasakan kebahagiaan tertentu.
Berbahagia sebab kamu rupanya dapat bermanfaat untuk seseorang. Ini sebenarnya menjadi panggilan hidup sebab kita makhluk sosial dan bernurani. Bila kamu begitu kuat menggenggam konsep tidak ingin rugi, jiwamu akan berasa gersang.
Berproses terus perlu waktu. Tidak jarang-jarang cukup lama sampai kamu dapat menuai buah manis dari modal yang ditanamkan dan semua usaha kerasmu. Tapi karena sedikit-sedikit dihitung selaku rugi, kamu jadi tidak dapat bersabar.
Pikirmu, daripada semakin rugi mending stop. Walau sebenarnya bisa saja tinggal sedikit kembali untukmu dapat rasakan semua hasilnya. Kamu memikir jalan lain dapat memberimu keuntungan yang bisa lebih cepat serta lebih besar. Tapi sesudah tukar haluan juga, rupanya kamu alami hal sama.
Ya, rugi benar-benar tidak perlu dicari. Sebisanya malah dijauhi. Tapi lebih cermatlah dalam memandang apa suatu hal benar-benar bikin rugi atau sesungguhnya tidak.
Coba untuk memikir lebih panjang. Tidak hanya dari segi materi tetapi nonmateri. Karena apa-apa yang sepintas terlihat bikin rugi bisa saja malah akan datangkan bermacam-macam keuntungan di masa datang.